Anda ingin menjadi full stack developer? Bagus! Itu artinya Anda jeli melihat peluang emas. Kenapa? Karena saat ini pertumbuhan startup di Indonesia tengah meningkat pesat. Dan hampir setiap startup membutuhkan posisi full stack developer.
Tetapi, kami tidak menyangkal kalau profesi ini juga sangat tidak mudah. Sebab, Anda diwajibkan memiliki skill yang lebih kompleks dibandingkan posisi developer lainnya.
Full stack developer adalah sebutan untuk developer yang berurusan dengan segala sisi pembuatan website, baik front-end hingga back-end.
Bagi teman-temen yang ingin menjadi seorang Fullstack Developer, kalian harus menguasai skill berikut:
1. Paham HTML dan CSS
Langkah pertama yang paling mendasar untuk menjadi seorang developer adalah menguasai HTML dan CSS. HTML digunakan untuk membangun struktur website. Sedangkan CSS berfungsi untuk mendesain dan mengatur halaman website agar terlihat menarik.
Menguasai keduanya sebenarnya tidak sesulit yang dibayangkan. Apalagi HTML dan CSS bukan termasuk bahasa pemrograman. Tetapi lebih ke bahasa struktur yang memiliki perintah-perintah sederhana.
2. Kuasai JavaScript
JavaScript mengalami perkembangan secara terus menerus. Termasuk semakin banyak pula tools, libraries dan framework terbarunya yang rilis. Menurut Stack Overflow 2016 Developer Survey, JavaScript merupakan bahasa pemrograman terpopuler di kalangan developer.
Seringkali JavaScript dikolaborasikan dengan HTML untuk membuat penggunaan website lebih mudah bagi user. JavaScript ini sangat berguna untuk menghasilkan website / aplikasi menjadi interaktif. Ia dapat menciptakan fungsi dari yang sederhana hingga kompleks, seperti tombol, layout, hingga popup.
3. Kuasai Bahasa Pemrograman Back-end
Kita tahu, menguasai segala sisi front-end saja tidak cukup untuk menjadi full stack developer. Back-end juga perlu dikuasai. Salah satunya diawali dengan memahami bahasa pemrograman.
Sama dengan front-end yang wajib memahami HTML, CSS, dan JavaScript untuk membuat struktur website, di back-end bahasa pemrograman sangatlah penting untuk memahami: cara kerja database, user authentication, application logic dan mengintegrasikan segala fungsi yang ada di front-end.
4. Paham Kinerja Database dan Web Storage
Setiap aplikasi atau website akan memerlukan database untuk menyimpan data. Sebagai full stack developer, setidaknya wajib buat Anda untuk menguasai satu atau dua sistem manajemen database dan cara kerjanya.
Beberapa sistem manajemen database yang saat ini populer adalah MySQL, MongoDB, Redis, Oracle, dan SQL Server. Pelajari pula cara penggunaan web storage untuk menyimpan sessions, cache dan cookies.
5. Mengenal Cara Kerja HTTP & REST
Full stack developer juga perlu tahu bagaimana cara kerja HTTP dan REST. Apa itu HTTP? HTTP merupakan protokol dalam jaringan yang berfungsi untuk mentransfer dokumen, file, gambar, video, antar komputer.
Sedangkan REST (Representational State Transfer) merupakan standar metode komunikasi yang menggunakan protokol HTTP dan sering diterapkan untuk pengembangan website. Tujuan REST itu sendiri adalah untuk membuat sistem website bisa bekerja cepat dan mudah.
Kedua komponen ini sangat penting bagi Anda yang ingin menjadi full stack developer. Sebab keduanya dapat membantu Anda menciptakan performa website yang optimal dan responsif.
6. Paham Konsep Dasar Algoritma dan Struktur Data
Supaya bisa menciptakan aplikasi atau website yang sempurna, Anda juga harus memahami dasar-dasar algoritma dan struktur data. Algoritma merupakan sebuah metode untuk memecahkan suatu masalah dengan cara logis dan sistematis.
Sedangkan struktur data merupakan cara mengelola data agar dapat digunakan secara efektif dan efisien. Skill kedua ini begitu penting untuk para developer. Khususnya untuk menciptakan produk aplikasi atau website yang mudah digunakan user.
7. Memahami UI dan UX
Skill berikutnya yang tidak boleh dilewatkan untuk menjadi full stack developer adalah memahami UI dan UX. Walaupun Anda tidak harus memiliki skill teknik desain secara eksplisit, tetapi Anda tetap perlu memahami konsep dasar keduanya.
UI (User Interface) bergantung pada desain tampilan aplikasi atau website secara visual. Sedangkan UX (User Experience) mengutamakan setiap fungsi yang ada di dalam aplikasi atau website agar mudah teraplikasi oleh pengguna.