1. Riset Keyword
Menulis artikel berdasarkan ide pribadi saja sangat tidak disarankan. Tidak melakukan riset keyword sebelum menulis artikel adalah kesalahan fatal bagi semua pemilik website dan blog. Hanya mengandalkan ide pribadi, tanpa melakukan riset keyword, dalam menulis artikel akan menyulitkan website Anda untuk ditemukan di hasil pencarian Google.
Ide tulisan Anda bisa saja bagus dan menarik menurut Anda, tapi jika tidak ada orang yang tertarik sama sekali dengan ide tersebut, traffic website Anda akan sulit ditingkatkan. Dengan melakukan riset keyword, Anda bisa menemukan kata kunci yang banyak dicari oleh pengguna mesin pencari Google.
2. Targetkan Long Tail Keyword
Ketika melakukan riset keyword, Anda akan menemukan dua jenis keyword, yaitu short tail keyword dan long tail keyword. Short tail keyword adalah kata kunci yang terdiri dari satu sampai dua kata. Misalnya, kata kunci seperti “membuat blog” atau “contoh blog”.
Kata kunci jenis short tail cenderung memiliki volume pencarian tinggi, tetapi dengan persaingan yang tinggi pula. Untuk memenangkan persaingan di short tail keyword biasanya lebih sulit karena hampir semua website menargetkannya.
Sebelum memenangkan persaingan ketat di short tail keyword, Anda bisa menargetkan long tail keyword terlebih dahulu. Long tail keyword adalah kata kunci yang terdiri dari lebih dari tiga kata. Misalnya, “cara membuat website dengan WordPress” atau “cara membuat toko online”.
Jenis kata kunci ini biasanya memiliki volume pencarian lebih rendah daripada short tail keyword, tetapi tingkat persaingannya cenderung lebih rendah. Anda bisa mulai menargetkan ranking tinggi di long tail keyword terlebih dahulu sebelum bersaing di short tail keyword.
3. Gunakan LSI Keyword
Dari riset keyword Anda akan mendapatkan banyak kata kunci untuk ide artikel Anda. Namun, seringkali tool riset keyword memberikan kata kunci kaku dengan variasi yang terbatas. Sistem yang digunakan tool riset keyword biasanya menyeragamkan beberapa kata kunci yang serupa menjadi satu kata kunci. Akibatnya variasi kata kuncinya terbatas.
Padahal tidak semua orang menggunakan satu kata kunci yang sama persis ketika mencari sebuah topik. Orang-orang menggunakan berbagai macam variasi kata kunci untuk mencari topik tertentu. Anda perlu mengetahui variasi kata kunci tersebut agar artikel Anda menjadi lebih manusiawi.
Anda dapat menemukan berbagai macam variasi kata kunci menggunakan LSI Keyword. LSI adalah kependekan dari Latent Semantic Indexing (Indeksasi Semantik Laten). LSI Keyword merupakan kumpulan kata kunci yang ditemukan di satu topik tertentu dan saling berhubungan secara semantik.
4. Tulis Artikel yang Lengkap
Berapa rata-rata panjang artikel yang sudah Anda terbitkan? 500 kata atau bahkan hanya 300 kata? Jika artikel yang Anda tulis masih berkisar di angka tersebut, sebaiknya mulai tingkatkan kuantitas kata di setiap artikel Anda.
Panjang artikel Anda menjadi salah satu faktor penilaian Google dalam menentukan ranking di hasil pencarian. Google menganggap artikel panjang sebagai artikel yang lengkap dan bisa menjawab pertanyaan para pencari.
Seberapa panjang artikel yang harus Anda tulis agar disukai oleh Google? Berdasarkan analisis Backlink.io, rata-rata panjang artikel blog yang muncul di halaman pertama hasil pencarian Google adalah 1890 kata. Jadi usahakan panjang artikel blog Anda berada di sekitar angka tersebut.
Walaupun begitu, Anda juga harus menyesuaikan panjang artikel blog Anda dengan konteks yang Anda tulis. Misalnya, topik resep membuat nasi goreng hanya membutuhkan 800 kata untuk menjelaskannya secara lengkap. Apakah Anda tetap bisa mendapatkan posisi atas di hasil pencarian? Bisa, asalkan artikel Anda lebih lengkap dari artikel kompetitor-kompetitor Anda. Jadi pastikan untuk melakukan riset kompetitor terlebih dahulu sebelum menulis artikel.