Mengenal Flutter Sebagai Bahasa Pemrograman Cross Plaform

[et_pb_section fb_built=”1″ theme_builder_area=”post_content” _builder_version=”4.14.2″ _module_preset=”default”][et_pb_row _builder_version=”4.14.2″ _module_preset=”default” theme_builder_area=”post_content”][et_pb_column _builder_version=”4.14.2″ _module_preset=”default” type=”4_4″ theme_builder_area=”post_content”][et_pb_text _builder_version=”4.14.2″ _module_preset=”default” theme_builder_area=”post_content” hover_enabled=”0″ sticky_enabled=”0″]

Mengenal Apa itu Flutter?

Halo Sahabat TI semua

Sebelum masuk kepada pembahasan perkembangan teknologi yang semakin maju pada saat ini. Banyak tools yang digunakan untuk membuat dan mengembangkan Web, aplikasi Android dan aplikasi IOS.

Dimana tools yang digunakan untuk mengembangkan web belum bisa digunakan untuk membuat aplikasi mobile, begitu pula sebaliknya. Kemudian tool yang digunakan untuk membuat aplikasi IOS masih terbatas hanya untuk aplikasi IOS saja dan tidak bisa untuk membuat palikasi Andorid, kemudian sebaliknya.

Nah, di sini pertanyaannya apakah ada tool yang bisa digunakan untuk membuat ketiganya?. Jikalau tool itu ada, maka akan sangat memudahkan sang developer dalam mendevelop aplikasinya. Maka dari itu, munculah flutter.

 

Apa itu Flutter?  

Flutter adalah software development kit untuk pengembangan aplikasi mobile yang dikembangkan oleh Google dengan kinerja tinggi, high-fidelity dan dapat dipublikasikan ke platform android dan iOS hanya dari codebase tunggal.

Pada dasarnya Google mengakui bahwa ini merupakan “first-response” atas kehadiran React Native, sebuah open source cross platform yang dikembangkan oleh GitHub pada tahun 2015.

Flutter dirilis pada Mei 2017 lalu, namun masih dengan status alpha. Saat ini Flutter sudah masuk ke versi Beta v0.3

Flutter akan mudah dipelajari karena menggunakan bahasa pemrograman dart, terlebih kalau sudah familiar menggunakan Java.

Teknologi yang digunakan Flutter

Teknologi yang digunakan oleh Flutter sehingga memiliki kinerja yang tinggi yaitu C, C++. Dart, Skia digunakan sebagai mesin render 2D, Blink digunakan sebagai sistem render, dan Mojo IPC.

Flutter dapat digunakan pada sistem operasi Android 4.1 atau lebih tinggi dan iOS 8 atau lebih tinggi. Selain itu, Flutter dapat dijalankan pada perangkat asli maupun Android emulator, serta iOS simulator.

Beberapa Kelebihan Flutter

Sebenarnya sudah ada platform yang dapat digunakan untuk membuat dan mengembangkan aplikasi cross platform, seperti React Native, Xamarin, Nativescript, dll.

Namun begitu Flutter tentu memiliki keunggulannya sendiri, seperti:

  • Dart Brigde, size aplikasi memang lebih besar namun kinerjanya lebih cepat daripada React Native yang menggunakana Javascript bridge
  • Support dari IDE (Android Studio, IntelliJ idea)
  • Serba widget, dapat dikatakan bahwa widget adalah basic building block untuk membuat UI aplikasi Flutter
  • Animasi super-smooth, tetap di 60fps kecuali terlalu banyak element
  • Terkoneksi secara otomatis, berbeda dengan React native yang modules nya masih harus dihubungkan secara manual

Beberapa Kekurangan Flutter

  • Dart, bagi yang sudah terbiasa dengan Java/Kotlin/C#, akan mudah beradaptasi dengan Dart. Namun akan berbeda jika kebalikannya.
  • Tidak adanya JSX, pada file Dart tidak ada divisi pada template, styling, dan data, membuat lebih sulit untuk digunakan.
  • Animasinya lebih sulit, memang super-smooth namun lebih sulit dilakukan daripada React Native.
  • Optimilaisasi

[/et_pb_text][/et_pb_column][/et_pb_row][/et_pb_section]

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *