Dalam dunia desain antarmuka pengguna (UI) dan pengalaman pengguna (UX), pemilihan antara dark mode dan light mode menjadi perdebatan yang terus berlanjut. Kedua mode ini memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing, tergantung pada kebutuhan pengguna, konteks penggunaan, serta aspek estetika dan fungsionalitas.
Dark Mode adalah tampilan antarmuka dengan latar belakang gelap dan teks berwarna terang. Contoh: mode gelap pada sistem operasi seperti Windows, macOS, serta aplikasi seperti YouTube dan Twitter. Sedangkan Light Mode adalah tampilan antarmuka dengan latar belakang terang dan teks berwarna gelap. Ini adalah mode tampilan default yang umum digunakan pada kebanyakan situs web dan aplikasi sejak dulu.
Mana yang Lebih Baik untuk UX?
Tidak ada jawaban mutlak untuk pertanyaan ini karena pilihan antara dark mode dan light mode bergantung pada beberapa faktor:
- Konteks Penggunaan
– Jika aplikasi sering digunakan di malam hari (misalnya aplikasi membaca atau pemutar musik), dark mode bisa menjadi pilihan yang lebih baik.
– Jika aplikasi berisi banyak teks panjang (misalnya artikel atau dokumen), light mode lebih ideal. - Preferensi Pengguna
– Beberapa pengguna merasa lebih nyaman dengan dark mode, sementara yang lain lebih suka light mode.
– Solusi terbaik adalah memberikan opsi kepada pengguna untuk memilih sesuai preferensi mereka. - Aspek Desain dan Branding
– Jika aplikasi ingin tampil elegan dan modern, dark mode bisa menjadi nilai tambah.
– Jika aplikasi ingin mempertahankan tampilan yang lebih tradisional dan familiar, light mode lebih sesuai.
Baik dark mode maupun light mode memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Dari perspektif UX, memberikan opsi mode tampilan yang dapat dipilih oleh pengguna adalah strategi terbaik. Dengan demikian, pengguna dapat menyesuaikan tampilan sesuai dengan kebutuhan dan kenyamanan mereka.