Setelah teknologi 5G mulai diimplementasikan di berbagai negara, kini dunia tengah bersiap menyambut generasi berikutnya 6G. Teknologi 6G diprediksi akan menghadirkan kecepatan hingga 100 kali lebih cepat dibandingkan 5G, dengan latensi hampir mendekati nol, memungkinkan komunikasi berlangsung secara real-time tanpa jeda.
6G tidak hanya berfokus pada kecepatan, tetapi juga pada konektivitas yang cerdas dan adaptif. Dengan integrasi Artificial Intelligence (AI) dan Internet of Things (IoT), lahirlah konsep AIoT (Artificial Intelligence of Things) yang mampu menghubungkan miliaran perangkat dengan kecerdasan otomatis.
Aplikasi 6G mencakup berbagai bidang, seperti:
- Komunikasi holografik yang memungkinkan pertemuan virtual terasa nyata seolah tatap muka.
- Smart city generasi baru, di mana sistem transportasi, energi, dan keamanan saling terhubung secara otonom.
- Layanan kesehatan jarak jauh (telemedicine) dengan kualitas gambar dan data medis real-time tanpa lag.
Meskipun diperkirakan baru akan mulai diterapkan sekitar tahun 2030, penelitian dan pengembangan 6G telah dilakukan oleh negara-negara maju seperti Korea Selatan, Jepang, China, dan Amerika Serikat.
Teknologi ini diyakini akan menjadi fondasi utama internet masa depan, mendukung era baru komunikasi tanpa batas di mana konektivitas super cepat menjadi kebutuhan dasar bagi kehidupan digital global.