Sistem rekomendasi adalah salah satu aplikasi paling populer dari machine learning yang kita jumpai setiap hari. Baik saat kita menonton film di Netflix, mendengarkan musik di Spotify, atau berbelanja di Shopee, kita sering disuguhkan saran-saran yang terasa “tepat sasaran”. Hal ini dimungkinkan karena penggunaan algoritma machine learning yang mempelajari preferensi pengguna dan memberikan rekomendasi yang dipersonalisasi.
Dua Pendekatan Utama dalam Sistem Rekomendasi
1. Collaborative Filtering
Collaborative filtering (CF) bekerja berdasarkan perilaku pengguna lain. Sistem ini mengasumsikan bahwa jika dua pengguna memiliki kesukaan yang sama terhadap beberapa item, maka mereka cenderung menyukai item lainnya yang serupa.
Contoh:
Jika pengguna A dan B sama-sama menyukai Film X dan Y, dan pengguna A juga menyukai Film Z, maka sistem akan merekomendasikan Film Z kepada pengguna B.
Jenis collaborative filtering:
- User-based CF: Mencari kesamaan antar pengguna.
- Item-based CF: Mencari kesamaan antar item berdasarkan siapa saja yang menyukainya.
2. Content-Based Filtering
Content-based filtering merekomendasikan item berdasarkan karakteristik (fitur) dari item itu sendiri dan preferensi pengguna sebelumnya.
Contoh:
Jika pengguna sering menonton film genre drama Korea, maka sistem akan merekomendasikan film-film serupa meskipun belum pernah disukai oleh pengguna lain.
Fitur yang dianalisis bisa berupa: genre, aktor, sutradara, durasi, atau tag tertentu.
Contoh Implementasi di Dunia Nyata
1. Netflix
- Menggunakan kombinasi collaborative dan content-based filtering untuk merekomendasikan film dan serial.
- Data pengguna yang dianalisis meliputi riwayat tontonan, waktu menonton, rating, dan preferensi genre.
2. Spotify
- Menerapkan collaborative filtering untuk membuat playlist seperti “Discover Weekly”.
- Juga menganalisis konten musik (audio feature seperti tempo, danceability, mood) untuk personalisasi berdasarkan kebiasaan mendengarkan pengguna.
3. Shopee dan E-Commerce Lain
- Menyajikan rekomendasi produk berdasarkan riwayat pembelian dan pencarian pengguna.
- Menggabungkan rekomendasi dari pengguna lain yang memiliki kebiasaan belanja serupa.
Bagaimana Model Dilatih Menggunakan Data Pengguna
Proses pembuatan sistem rekomendasi menggunakan machine learning biasanya melalui tahapan berikut:
- Pengumpulan Data
Data eksplisit: rating, like/dislike, komentar.
Data implisit: klik, waktu menonton, lama melihat produk. - Preprocessing
Menghapus data yang tidak valid, normalisasi nilai, dan menangani data yang hilang. - Pemilihan Fitur
Misalnya: usia pengguna, lokasi, jenis kelamin, dan kategori produk/film/musik. - Pemilihan Model
Menggunakan algoritma seperti matrix factorization (SVD), KNN, neural network, atau hybrid models. - Training dan Validasi
Model dilatih untuk meminimalkan kesalahan prediksi preferensi pengguna. - Evaluasi dan Deployment
Digunakan metrik seperti precision, recall, dan RMSE dan model di-deploy ke sistem produksi untuk memberikan rekomendasi secara real-time.
Tantangan dalam Sistem Rekomendasi
1. Cold Start Problem
Terjadi ketika sistem tidak memiliki cukup data untuk memberikan rekomendasi, seperti:
- Pengguna baru yang belum punya riwayat.
- Produk baru yang belum pernah dinilai.
Solusi:
- Menggunakan hybrid approach.
- Menyediakan rekomendasi berbasis popularitas atau demografi awal.
2. Overfitting
Model belajar terlalu baik dari data pelatihan, sehingga tidak mampu menggeneralisasi ke data baru.
Solusi:
- Gunakan regularisasi.
- Teknik cross-validation saat pelatihan model.
3. Bias Data
Model bisa memberikan rekomendasi yang tidak adil karena data pelatihan yang tidak seimbang atau mencerminkan preferensi mayoritas saja.
Solusi:
- Audit dataset secara berkala.
- Tambahkan fairness-aware learning dalam pipeline.
Sistem rekomendasi memainkan peran vital dalam dunia digital saat ini. Dengan memanfaatkan machine learning, sistem ini mampu memahami perilaku pengguna dan menyajikan konten atau produk yang relevan. Namun, penerapannya tidak lepas dari tantangan teknis seperti cold start, overfitting, dan bias data. Oleh karena itu, penting untuk terus memperbarui pendekatan dan algoritma agar rekomendasi yang dihasilkan tetap akurat dan adil bagi semua pengguna.